Kota Makassar
Julukan: Kota Daeng | |
Motto: Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut Ke Pantai | |
| |
Koordinat: 5°8′S 119°25′E / 5.133°LS 119.417°BT | |
Negara | |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kota | 9 November 1607 |
Pemerintahan | |
- Walikota | Ilham Arief Sirajuddin |
- Wakil walikota | Supomo Guntur |
Luas | |
- Total | 17.577 km2 (6.786,5 sq mi) |
Populasi | |
- Total | 1,168,258 |
- Kepadatan | 6.431,04/km² (16.656,3/mil² ) |
Zona waktu | WITA (UTC+8) |
Kode wilayah | +62 411 |
Situs web | www.makassarkota.go.id |
Batas Wilayah
Makassar berbatasan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota ini tergolong besar dengan berbagai suku bangsa yang tinggal di kota ini. Di kota ini ada suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, dan Tionghoa.
Sejarah
Sejak abad ke-16, Makassar merupakan pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, dan kemudian menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan disana, dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku, dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa & Sultan Awalul Islam Raja Tallo).
Kepentingan Makassar menurun seiring semakin kuatnya Belanda di wilayah tersebut, dan semakin mampunya mereka menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah seperi keinginan mereka. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam kembar Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. dan setelah berperang habis-habisan mempertahankan Negaranya melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar)terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani perjanjian Bungayya. Sebenarnya jejak kehadiran Makassar sudah dapat dilihat didalam kitab Nagara kartagama yang di tulis oleh Empu Prapanca pada abad ke14.
Penduduk
Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, Mandar, Chinese, Jawa dan sebagainya.Pemerintahan
Kota Makassar dibagi kepada 14 kecamatan dan 143 kelurahan.Walikota
Hindia-Belanda
- J.E. Dambrink (1918-1927)
- J.H. de Groot (1927-1931)
- G.H.J. Beikenkamp (1931-1932)
- F.C. van Lier (1932-1933)
- Ch.H. ter Laag (1933-1934)
- J. Leewis (1934-1936)
- H.F. Brune (1936-1942)
Jepang
- Yamasaki (1942-1945)
NICA
- HF. Brune (1945)
- DM. van Swieten (1945-1946)
RIS
- J.M Qaimuddin (1950-1951)
- J. Mewengkang (1951)
RI
- Sampara Daeng Lili (1951-1952)
- Achmad Dara Syachruddin (1952-1957)
- Mohammad Junus Daeng Mile (1957-1959)
- Latif Daeng Massikki (1959-1962)
- H. Arupala (1962-1965)
- Kol.H. Muhammad Daeng Patompo (1962-1976)
- Kol. Abustam (1976-1982)
- Kol. Jancy Raib (1982-1988)
- Kol. Suwahyo (1988-1993)
- H.A. Malik B. Masry, SE MS (1994-1999)
- Drs. H.B. Amiruddin Maula, SH Msi (1999-2004)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2004-2008)
- Ir. H. Andi Herry Iskandar, MSi (2008-2009)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2008-2013)
Transportasi
Transportasi udara
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh dimana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang di tuju serta Shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Pada tahun 2009 diharapkan runway yang baru telah rampung dan bisa digunakan. Untuk 5 tahun ke depan bandara tersebut akan diperluas lagi dengan melakukan pembangunan tahap ke 2 dimana nantinya bandara tersebut akan menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia khususnya kawasan Timur Indonesia.Transportasi darat
- Pete-pete
- Bus
- Taksi
- Becak
- Kendaraan Pribadi
- Kepercayaan
Jalan Bebas Hambatan
Untuk mengatasi lalu lintas yang makin padat di dalam kota makassar, maka saat ini telah terbangun jalan tol yang diberi nama Jalan Tol Reformasi yang menghubungkan bagian timur Kota Makassar dengan Pelabuhan Makassar. Pada tanggal 26 September 2008 pembangunan jalan tol yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dengan pusat kota makassar yang dimulai sejak tahun 2007 telah rampung 100% yang juga pada saat itu diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden RI Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Taslim Salum. Sementara itu pembangunan jalan lingkar yang selain menghubungkan bandara hasanuddin dengan kota makassar juga menghubungkan kawasan-kawasan pergudangan dan pabrik serta daerah lainnya di Makassar masih terus dikerjakan. Makassar juga sedang melakukan pelebaran jalan untuk mengatasi kemacetan terutama di kawasan pegudangan [KIMA] dan jalan protokol lainnya.Makanan Khas
Makanan khas Makassar adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori', Palubutung,Pisang Ijo, Sop Saudara, dan Sop Konro.