Maulid Akbar Cikoang atau biasa disebut
Maudu’ Lompoa Cikoang (dalam bahasa Makassar) merupakan perpaduan dari
unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan yang digelar setiap
tahun di Bulan Rabiul Awal berdasarkan Kalender Hijriyah yakni untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat Cikoang sebagai turunan anak cucu Nabi Muhammad SAW yang datang menyebarkan ajaran agama Islam di Cikoang dan sampai saat ini dikenal dengan nama keluarga Sayyek. Kagiatan untuk tahun ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 16 April 2007. Maudu Lompoa Cikoang adalah pesta keagamaan masyarakat Cikoang yang sarat dengan nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan turun-temurun. Pelaksanaan Maudu Lompoa mempunyai ritual-ritual dan prosesi adat yang dilaksanakan selama 40 hari sebelum puncak acara pesta.
Prosesi Ritual Maudu Lompoa antara lain ;
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat Cikoang sebagai turunan anak cucu Nabi Muhammad SAW yang datang menyebarkan ajaran agama Islam di Cikoang dan sampai saat ini dikenal dengan nama keluarga Sayyek. Kagiatan untuk tahun ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 16 April 2007. Maudu Lompoa Cikoang adalah pesta keagamaan masyarakat Cikoang yang sarat dengan nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan turun-temurun. Pelaksanaan Maudu Lompoa mempunyai ritual-ritual dan prosesi adat yang dilaksanakan selama 40 hari sebelum puncak acara pesta.
Prosesi Ritual Maudu Lompoa antara lain ;
- A’je’ne’-je’ne’ Sappara : Prosesi awal yang wajib dilakukan oleh masyarakat Cikoang yang akan melakukan Maudu Lompoa. Proses ini hanya dilakukan pada tanggal 10 Bulan Syafar setiap tahunnya, dalam proses mandi ini dipimpin oleh ‘Anrong Guru’ yang diikuti oleh ribuan warganya dengan tujuan atau dipercaya dapat membersihkan jiwa dan raga dari najis.
- Annyongko Jangang : Proses menangkap dan mengurung ayam yang akan digunakan dalam acara Maudu Lompoa. Proses mengurung ayam ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan bertujuan untuk menghindari atau membersihkan ayam dari kotoran-kotoran yang mengandung najis baik makanannya maupun tempatnya.
- Angnganang Baku : Proses membuat tempat menyimpan makanan yang akan digunakan dalam Maudu Lompoa. Bakul tersebut dari daun lontar, proses ini tidak boleh dilakukan oleh wanita haid serta pembuatannya hanya boleh berlangsung dalam bulan Syafar.
- Anggalloi Ase : Proses menjemur padi. Dalam proses ini padi dijemur dalam lingkaran pagar untuk menghindarkan padi dari sentuhan najis yang dibawa oleh binatang. Proses ini hanya boleh berlangsung pada bulan Rabiul Awal.
- A’dengka Ase : Proses menumbuk padi hanya dilakukan pada bulan Rabiul Awal. Dalam proses ini tidak diperbolehkan menggunakan mesin melainkan hanya menggunakan lesung.
- Ammisa’ Kaluku : Proses mengupas kelapa, dimana kelapa yang akan dikupas harus kelapa yang utuh, dalam pengertian tidak cacat dan sebisa mungkin berasal dari kebun sendiri serta dipanjat sendiri. Dalam pengupasannya harus di tempat yang bersih dan terhindar dari najis.
- Ammolong Jangang : Proses penyembelihan ayam harus menggunakan pisau yang tajam serta wajib hukumnya menghadap ke Kiblat, tempat yang digunakan untuk menyembelih ayampun haruslah dikelilingi pagar agar terhindar dari najis.
- Pamatara Berasa : Proses memasak beras tetapi tidak sampai menjadi nasi siap saji (setengah matang) ini dimaksudkan agar beras/nasi tersebut tidak mudah basi.
- Ammonei Baku’ : Proses mengisi Bakul dengan nasi setengah matang, ayam goring, telur masak. Dalam mengisi bakul diharamkan bagi wanita haid, dan mengisinya dengan do’a-do’a tertentu.
- Anno’do’ Bayao : Proses menghias telur dengan warni-warni tertentu agar tampak menarik dan diberi pegangan dari bambu yang diruncingkan. Tujuan kegiatan ini agar telur dapat berdiri tegak di atas bakul sekaligus untuk memperindah penampakan bakul.
- A’Rate’ : Kegiatan A’rate’ adalah menyanyikan puji-pujian dalam bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab) yang bertujuan untuk mengucap syukur dan terima kasih kepada Allah SWT dan serta Nabi Muhammad SAW atas limpahan berkah dan rezeki yang diterimanya sekaligus sebagai do’a keselamatan. Proses ini dipimpin oleh Anrong Guru.
- Julung-Julung / Kandawari : Kedua tempat ini adalah tempat untuk menyimpan baku’ maudu yang telah dirateki yang mana diartikan sebagai perumpamaan kendaraan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra’ Mi’raj yang bernama Rafa Rafing.
- Julung-julung adalah tempat yang berbentuk perahu dan memiliki tiang atau kaki.
- Kandawari adalah tempat yang berbentuk segi empat yang juga mempunyai kaki.
Sumber : Kantor Pariwisata Kabupaten Takalar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar